Kamu pasti sudah dengar kalau aplikasi video populer TikTok sedang berselisih dengan pemerintah AS. Mereka bahkan mengajukan gugatan hukum minggu lalu untuk mencegah larangan nasional di AS. Rupanya pemerintah AS memaksa perusahaan TikTok asal Tiongkok, ByteDance, untuk menjual aplikasinya atau menghadapi pelarangan. Presiden AS Joe Biden bahkan sudah menandatangani undang-undang pelarangan TikTok bulan lalu setelah disetujui Kongres AS. Mari kita lihat apa yang akan terjadi berikutnya dalam perselisihan teknologi antara AS dan Tiongkok ini.
TikTok Menuntut Pemerintah AS Untuk Menahan Larangan Yang Mungkin Terjadi
TikTok mungkin sudah menjadi platform video terkenal dengan lebih dari satu miliar pengguna di seluruh dunia, tetapi di Amerika Serikat, masa depannya tidak pasti. Pemerintah AS telah lama menuduh TikTok mengumpulkan data pengguna AS dan berbagi detail pribadi dengan pemerintah China. Akibatnya, pemerintah AS melarang aplikasi tersebut atau memaksa ByteDance, perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, untuk menjual kepentingan mayoritas di TikTok AS kepada perusahaan AS.
TikTok berpendapat bahwa pemerintah AS tidak memiliki bukti untuk mendukung kekhawatiran keamanan nasional
ByteDance mengklaim bahwa tidak ada bukti bahwa data pengguna AS dibagikan dengan pemerintah China. Mereka menegaskan bahwa data pengguna AS disimpan di Amerika Serikat dan dikendalikan oleh perusahaan induk AS ByteDance. TikTok juga mengatakan bahwa pihak berwenang China tidak memiliki akses ke data pengguna AS dan tidak dapat memaksa ByteDance untuk memberikan data tersebut.
TikTok mengajukan gugatan untuk menunda pembatasan yang diperkirakan akan mulai berlaku pada November 2021
Dengan mengajukan gugatan ini, TikTok berharap dapat menunda pembatasan yang diperkirakan akan dimulai pada 12 November 2021, sebelum akhirnya dilarang sepenuhnya pada 12 Februari 2022. TikTok berpendapat bahwa keputusan pemerintah AS tidak didasarkan pada bukti yang cukup dan melanggar hak perusahaan. Gugatan ini dapat memaksa pemerintah AS untuk menunda pembatasan sampai pengadilan dapat menilai keabsahan tuntutan TikTok.
Alasan Di Balik Tuntutan TikTok Terhadap Pemerintah As
Pemerintah AS melarang TikTok dengan alasan keamanan nasional, menuduh platform video pendek itu mengumpulkan data pengguna Amerika dan membagikannya dengan pemerintah Tiongkok. Namun, TikTok mengatakan tuduhan itu tidak berdasar dan tuntutan hukum yang diajukan perusahaan ini mencoba membuktikan hal itu.
Keputusan yang Tidak Adil
Menurut TikTok, keputusan pemerintah AS melarang aplikasi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum. Perusahaan mengklaim bahwa pemerintah AS tidak memberi mereka kesempatan untuk membuktikan bahwa data pengguna Amerika disimpan colok12 dengan aman di server AS dan tidak diakses dari Tiongkok.
TikTok juga mengatakan pemerintah AS mengabaikan fakta bahwa perusahaan ini sudah mengambil langkah-langkah untuk mengamankan data pengguna di Amerika Serikat dan tidak lagi menyimpannya di Tiongkok.
Ancaman Bagi Kebebasan Berbisnis
Menurut pengacara TikTok, keputusan pemerintah AS melarang aplikasi itu merupakan ancaman bagi kebebasan berbisnis di AS. Keputusan sepihak ini dapat mendorong negara lain melakukan hal yang sama dan berdampak buruk pada perusahaan teknologi AS.
TikTok juga khawatir keputusan pemerintah AS ini dapat menimbulkan precedent buruk bagi perusahaan asing dan berpotensi merusak hubungan dagang AS dengan mitra bisnis globalnya. TikTok berharap pengadilan dapat membatalkan keputusan pelarangan aplikasi ini.
Apa Yang Dikatakan TikTok Tentang Larangan Yang Berpotensi
TikTok mengatakan bahwa larangan yang dipertimbangkan oleh pemerintah AS adalah tidak adil. Mereka berpendapat bahwa TikTok tidak mengumpulkan atau membagikan informasi pengguna lebih banyak dari platform media sosial lainnya yang beroperasi di AS.
Tidak Ada Bukti Bahwa Data Disalahgunakan
Menurut TikTok, tidak ada bukti bahwa data pengguna TikTok pernah disalahgunakan oleh pemerintah Tiongkok. Mereka menegaskan bahwa data pengguna TikTok disimpan di server di Virginia dan Singapura, sehingga tidak dapat diakses oleh pemerintah Tiongkok. TikTok juga mengatakan bahwa pemerintah AS tidak pernah menemukan bukti bahwa Tiongkok pernah memaksa TikTok untuk memberikan data pengguna kepada pemerintah.
Tidak Adil Dibandingkan Dengan Perusahaan Teknologi AS Lainnya
TikTok merasa diperlakukan tidak adil dibandingkan dengan perusahaan teknologi raksasa AS seperti Facebook, Google dan Twitter yang juga mengumpulkan data pengguna dalam jumlah besar. TikTok berpendapat bahwa larangan terhadap TikTok akan merugikan masyarakat AS yang menggunakan platform ini sebagai cara untuk berkreasi dan terhubung.
Bersedia Bekerja Sama Dengan Pemerintah AS
TikTok telah berulang kali menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan regulator AS untuk mengatasi kekhawatiran mereka. TikTok bahkan telah melakukan audit keamanan dan integritas data oleh pihak ketiga untuk memastikan bahwa platformnya aman digunakan dan data pengguna dilindungi dengan baik.
Namun, upaya TikTok untuk berdialog dan bekerja sama dengan pemerintah AS tampaknya belum membuahkan hasil. TikTok kini hanya bisa berharap bahwa pengadilan akan mendengarkan argumen
Bagaimana Pemerintah AS Merespons Tuntutan TikTok
Setelah TikTok dan ByteDance mengajukan gugatan terhadap pemerintah AS, pemerintah segera merespons dengan tegas. Mereka menegaskan bahwa undang-undang tersebut disahkan demi keamanan nasional, terutama untuk melindungi data pribadi warga AS dari akses pemerintah China.
Keamanan Data Sebagai Prioritas
Pemerintah AS khawatir data pengguna TikTok dapat diakses oleh pemerintah China karena ByteDance adalah perusahaan China. Mereka percaya undang-undang ini diperlukan untuk melindungi privasi dan keamanan data jutaan pengguna TikTok di AS. Pemerintah AS menyatakan akan terus memperjuangkan keamanan data warga negaranya.
TikTok Harus Dijual atau Diblokir
Pemerintah AS bersikeras bahwa satu-satunya cara bagi TikTok untuk terus beroperasi di AS adalah dengan dijual ke perusahaan AS. Jika ByteDance gagal menjual aset TikTok dalam waktu yang ditentukan, TikTok akan diblokir di seluruh AS. Pemerintah AS menyatakan telah memberi ByteDance kesempatan yang adil untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang menyenangkan kedua belah pihak.
Gugatan Hukum TikTok Sulit Untuk Menang
Para ahli hukum memperkirakan TikTok dan ByteDance akan kesulitan memenangkan gugatan hukum ini. Undang-undang yang mensyaratkan penjualan TikTok didasarkan pada kekuasaan Kongres AS untuk mengatur perdagangan dengan negara asing. Selain itu, pengadilan AS cenderung mendukung tindakan pemerintah dalam hal keamanan nasional. Meski demikian, proses hukum ini mungkin akan berlangsung lama dan hasilnya masih belum bisa dipastikan.
Apa Arti Tuntutan Ini Bagi Masa Depan TikTok Di As?
Tuntutan hukum ini menandakan bahwa TikTok bertekad melawan keputusan pemerintah AS untuk melarang aplikasi tersebut. TikTok berargumen bahwa keputusan pemerintah melanggar hak konstitusional perusahaan untuk beroperasi secara adil di pasar AS.
Keputusan Pengadilan Akan Menentukan Nasib TikTok
Pengadilan federal AS akan menentukan apakah tuntutan hukum TikTok berdasar dan apakah larangan TikTok bisa dilaksanakan atau tidak. Jika pengadilan memutuskan mendukung TikTok, larangan tersebut tidak akan berlaku dan TikTok dapat terus beroperasi di AS. Namun, jika pengadilan memihak pemerintah AS, TikTok harus menjual asetnya di AS dalam waktu yang ditentukan untuk menghindari pelarangan.
TikTok Berusaha Mempertahankan Pasar AS
TikTok sangat bergantung pada pasar AS, di mana sekitar 100 juta pengguna TikTok berada. Oleh karena itu, TikTok berusaha keras mempertahankan akses ke pasar ini. Tuntutan hukum ini adalah upaya terbaru TikTok untuk membatalkan keputusan pemerintah AS yang dapat mengancam keberlangsungan TikTok di AS.
Sebelumnya, TikTok sudah berupaya untuk memenuhi persyaratan pemerintah AS dengan membentuk kemitraan dengan Oracle dan Walmart. Sayangnya, kesepakatan itu gagal setelah Biden menandatangani RUU pelarangan TikTok menjadi undang-undang. Sekarang, satu-satunya harapan TikTok adalah melalui sistem peradilan. Jika TikTok kalah dalam pengadilan, ini bisa menjadi akhir dari TikTok di AS.
Conclusion
Jadi begitulah, geng. Kasus antara TikTok dan pemerintah AS ini bakal jadi perkara panjang yang melibatkan banyak pihak. Sebagai pengguna setia TikTok, kamu pasti berharap aplikasi ini tetap bisa dinikmatin tanpa diblokir. Tapi di sisi lain, kekhawatiran soal privasi dan keamanan data pengguna memang patut diperhatikan. Kita tunggu saja keputusan pengadilan nanti. Yang pasti, kasus ini mengingatkan kita semua untuk lebih waspada dalam beraktivitas online. Stay safe!